Alergi makanan adalah reaksi
hipersensitivitas sistem kekebalan tubuh terhadap makanan tertentu. Makanan
yang sering menyebabkan alergi adalah susu sapi, sereal, kacang-kacangan,
putih telur, udang dan ikan. Alergi juga dapat disebabkan oleh sulfida
atau salisilat dalam makanan dan obat, penyedap masakan, zat pengawet dan pewarna sintetis.
photo © 2006 Alpha | more info (via: Wylio)Alergi makanan memengaruhi sekitar 3-10% anak-anak. Pada beberapa bayi,
protein tidak dapat dicerna secara optimal karena aktivitas enzim
pencernaan belum sepenuhnya berkembang. Selain itu, mereka memiliki permeabilitas
mukosa usus untuk makromolekul lebih besar daripada orang dewasa.
Akibatnya, protein yang belum dipecah lebih banyak terserap di usus kecil
sehingga menimbulkan reaksi alergi.
Pada 80% kasus, alergi makanan
menghilang di tahun-tahun awal kehidupan. Hanya 1-2 % orang dewasa yang
memiliki alergi (perempuan dua kali lebih banyak dari laki-laki). Alergi
terhadap makanan tertentu seperti susu sapi dan putih telur cenderung
menghilang ketika anak tumbuh dewasa. Alergi udang, ikan, kerang
dan kacang-kacangan cenderung terus berlanjut seumur hidup.
Penyebab
Tubuh kita dilindungi dari infeksi
oleh sistem kekebalan tubuh. Kita memproduksi sejenis protein yang disebut
antibodi untuk menandai kuman yang menyebabkan infeksi. Ada berbagai jenis
antibodi, dan yang menyebabkan reaksi alergi disebut imunoglobulin E
(IgE). Antibodi IgE biasanya dihasilkan sebagai respon terhadap infeksi
parasit, seperti pada malaria. Namun, beberapa orang memproduksi IgE
sebagai respon terhadap makanan tertentu.
Saat pertama kali Anda memakan
makanan penyebab alergi, sistem kekebalan tubuh Anda merespon dengan membuat
IgE. IgE dalam hal ini bertindak seperti penanda molekul makanan penyebab
alergi (alergen). Ketika Anda memakan makanan itu lagi, tubuh akan
mengeluarkan antibodi IgE dan bahan kimia lainnya, termasuk histamin,
untuk mengusir “protein musuh” dari tubuh Anda. Histamin
adalah bahan kimia kuat yang dapat memengaruhi sistem pernafasan, saluran
pencernaan, kulit, atau sistem kardiovaskular. Sebagai akibat respon ini,
gejala alergi makanan terjadi. Gejala yang Anda rasakan tergantung pada
bagian tubuh mana histamin dilepaskan. Jika dilepaskan di telinga,
hidung, dan tenggorokan, Anda mungkin merasakan hidung dan mulut gatal,
atau kesulitan bernapas atau menelan. Jika histamin dilepaskan di kulit, Anda
dapat mengembangkan gatal-gatal atau ruam. Jika histamin dilepaskan dalam
saluran pencernaan, Anda mungkin akan mengembangkan sakit perut, kram, atau
diare. Banyak orang mengalami kombinasi gejala-gejala tersebut.
Kita tidak tahu mengapa beberapa
makanan dapat menyebabkan alergi dan yang lainnya tidak, tapi kemungkinannya
adalah karena beberapa protein dalam makanan sangat mirip dengan
protein yang terdapat dalam virus dan bakteri. Oleh karena itu,
alergi biasanya adalah kecenderungan genetik di mana sistem kekebalan
tubuh seseorang tidak mampu membedakan protein makanan dengan virus atau
bakteri.
Tentang
Syok Anafilaksis
|
Syok Anafilaksis (anaphylactic
shock) adalah reaksi alergi fatal terhadap makanan, obat-obatan
(penisilin), lateks alam, atau sengatan serangga. Pada anak-anak, alergen
yang paling umum menyebabkan reaksi alergi parah adalah telur, susu dan
kacang-kacangan, sedangkan pada orang dewasa, makanan laut seperti kerang dan
udang dapat ikut berperan. Selain penurunan drastis tekanan darah, individu
yang terkena juga mungkin mengalami gatal-gatal dan mengi akibat penyempitan
saluran udara, dan tenggorokan bengkak yang menyebabkan kesulitan
bernafas.
Syok ini disebabkan oleh alergen
yang masuk ke dalam aliran darah dan sistem kekebalan tubuh bereaksi
berlebihan dengan melepaskan histamin dalam jumlah besar dan bahan kimia
lainnya, yang kemudian memicu gejala alergi intens. Syok terjadi dengan
cepat, biasanya hanya dalam beberapa menit atau jam setelah kontak dengan
alergen. Seluruh bagian tubuh terpengaruh. Gejala ini adalah kedaruratan
medis. Bila Anda menemukan kerabat yang terkena syok anafilaksis, segera bawa
ke rumah sakit atau klinik untuk mendapatkan penanganan.
|
Gejala
Gejala alergi dan tingkat
keparahannya bervariasi pada tiap orang. Makanan berbeda dapat memicu gejala
yang berbeda pula. Reaksi terhadap makanan biasanya muncul dalam waktu
satu jam setelah makan atau kurang. Berikut adalah beberapa gejala
alergi yang mungkin timbul:
- Kulit: ruam kulit kemerahan (biduran/urtikaria) yang gatal dan menghilang dalam beberapa hari.
- Mata: edema, konjungtivitis alergi
- Hidung: hidung meler (rhinitis), bersin
- Tubuh: pembengkakan tubuh (angioneurotik edema)
- Mulut: radang di mulut, lidah dan langit-langit
- Saluran pernapasan: batuk, asma, sesak napas
- Saluran pencernaan: diare, muntah, perut kram, keras dan kembung
- Sistem: syok anafilaksis (jarang), tekanan darah, gangguan irama jantung, jantung berdebar, sakit kepala, kelelahan
Alergi
atau intoleransi makanan?
Perut kembung, otot atau sendi nyeri
dan kelelahan juga dapat terjadi setelah seseorang memakan makanan tertentu, tetapi penyebabnya
bukan alergi melainkan intoleransi makanan. Intoleransi makanan adalah respon
sistem pencernaan– bukan respon sistem kekebalan tubuh– yang terjadi
ketika zat makanan mengganggu sistem pencernaan Anda atau tidak dapat Anda
cerna atau urai dengan sempurna. Intoleransi laktosa, yang ditemukan dalam susu
dan produk susu, adalah intoleransi makanan yang paling umum.
Diagnosis
Diagnosis alergi biasanya dilakukan
dengan kombinasi penelaahan riwayat medis pasien, pemeriksaan klinis
dan tes untuk mendeteksi antibodi IgE. Cara yang lebih sederhana untuk
mengidentifikasi reaksi makanan adalah rotasi diet, yang terdiri
dari hanya mengkonsumsi makanan tertentu yang diganti setiap 3-4 hari sekali
dalam dua atau tiga siklus. Cara ini dapat mengidentifikasi makanan
penyebab alergi.
Penanganan
Setelah mengetahui makanan yang
menyebabkan alergi, Anda harus menghindarinya. Namun, terkadang hal ini
bisa sulit karena ada bahan tersembunyi seperti zat aditif, kacang,
kedelai, protein susu, dll yang mungkin tidak disebutkan dalam kemasan produk.
Dalam hal ini, Anda sebaiknya selalu membeli produk dari merek yang sama,
yang Anda ketahui tidak menimbulkan alergi. Pada kebanyakan kasus, penggunaan obat
antihistamin dapat mengurangi pembengkakan dan gatal-gatal alergi.
No comments:
Post a Comment